RSS

Missing my wise friend

Sekarang udh hari rabu. Kayanya baru kemaren hari senin, kita sholat shubuh berjamaah untuk pertama dan terakhir kalinya bareng temen-temen serumah KKN. Perasaan? Nggak percaya. Nggak percaya bakal serindu ini sama mereka. Sama temen-temen disana. Sama "ruko happy" kita. Sama giliran ke pasar. Sama giliran masak. Sama antrian mandi. Sama antrian nyuci. Sama anak-anak yang biasa dateng ke ruko entah buat belajar beneran, atau cuma buat tp-tp aja sama ka "bundan". Sama pasha alias paman shayur yang sering kita beli. kuenya. Sama paman bubur ayam yang tiap hari berhenti sambil ngelaksonin kita meskipun kita udh bilang enggak. Sama serunya perang mulut kalo kubu depan ketemu kubu belakang(bukan berantem lo ya). Sama jalan sragen. Sama jalan jambu. Sama SDN Sawang. Sama acil yang jualan di depan SD. Sama murid SDN Sawang. Sama guru-guru SDN Sawang. Sama permainan UNO yang berakhir truth or dare yang akhirnya malah jadi truth doang yang terjadi. Sama wejangan-wejangan, nasihat-nasihat, ilmu-ilmu tentang agama dari saudara Prastyo Prakoso, alias Plastyo Plakoco, alias ka Bundan, alias kaks Plas. Sama cerita-cerita yang sudah kalian dengarkan, ceritakan, ajarkan, berikan, bayangkan, impikan. Nggak nyangka di setiap menit jam yang aku habiskan di rumah ku sendiri hampir tidak pernah tidak mengingat kalian. Terkadang ingatan ini mendatangkan senyuman. Kadang kesedihan. Kadang juga renungan... Tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain berdo'a dan berusaha. Berdo'a semoga kita kelak bertemu sebagai insan yang lebih baik. Baik duniawi, maupun akhirat. Berusaha semoga aku menjadi manusia yang lebih baik sehingga kalian akan merasa bangga karena bisa memiliki aku sebagai teman kalian... I miss you all already. KKN Sawang 2014 ❤

Another precious person

One in a million.. I have a chance to met kind a person like you guys. Come as a wonderful person and friend from somewhere that i haven't even thought before. It's not even a year. It's not even a half year. It's only a month. And you guys have thaught me and punch me with so many right word. Even our togetherness will end in not least 2 days left. I hope it's not the end for our friendship after this. Believe that we may met again someday as a better person, then together we will remember this night. This amazing night. This wonderful night. This meaningful night. Amin... Shely. Kiki. Pras. Putu. Thank's fellas.. For all attention to my story. And all story that you have been shared. It's help me. It's thaught me. A LOT. And i hope it will change me, and you guys into a better person. Like our wish tonight. Amin.....

Mampu kah?

Setiap kata yang mereka ucapkan terdengar dan terasa benar dan meyakinkan. Setiap kata yang mereka ucapkan terasa memukul dan mencambuk segala indra. Niatan berubah semakin besar. Tapi nyali masih belum berhasil di kumpulkan. Entah sampai kapan bertahan seperti ini. Akan seperti apa kah jadinya pun masih belum kelihatan tanda-tandanya. Cara mengakhiri kebingungan ini pun masih belum ditemukan. Cara seperti apa? Akankah berhasil? Bagaimana kah akhirnya? Sakitkah? Puas kah? Dan pertanyaan terakhir yang paling menampar dan menghalangi adalah : Mampu kah?

Saat rasa takut tak kunjung mengalah

Semua terasa salah. Semua tidak terasa benar. Tapi tidak ada sedikit nyali pun yang tertinggal untuk memperbaiki segalanya. Semua terasa menakutkan. Terasa akan terlalu berat untuk di lakukan. Terasa tidak sanggup untuk bertahan menghadapi efek yang akan datang setelah terpilihnya suatu keputusan. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Saat semua terasa salah, tapi rasa takut tidak kunjung mengalah

Lastest Life Resume

Emang susah nyari timing yang tepat buat ngisiin ini blog. Giliran otak ada inspirasi, tangan yang males nulis. Giliran tangan gatel pengen nulis, otak ga ada inspirasi. Giliran tangan udah gatel, otak penuh inspirasi, eh situasi dan kondisinya yang nggak memungkinkan (misal:lagi final test lisan face to face sama dosen. MISALNYA loh ya. But seriously, sometimes inspiration can come in such an unpredictable time) . Dan sekarang lagi iseng aja, siapa tau ngalir. Di atas kasur di kamar tante, di temani sepupu kesayangan yang lagi tidur pulas sambil tengkurep (padahal pengen moto, tapi nggak tega.... Sama yang liat nanti). Just wanna share some story that have been pass in last few months. Keputusan untuk memakai jilbab, workshop atau diklat sanggar seni kesayangan kita, S(a)S(a)D atau sanggar seni demokrat, tahun baru 2014, dan juga cobaan dari mata kuliah beserta dosennya. So, let's start with.... keputusan memakai jilbab ya. Yap, udah hampir lima bulan belakangan ini, aku memutuskan buat pake jilbab. Bersyukur? Tentuu. Alhamdulillah sekali. Akhirnya dateng juga masanya. Muehehe :3 Kalo ditanya alasannya. Apa ya? Nggak tau juga sih. Sama kaya waktu nulis blog ini nih, ngalir aja. Soalnya kan niat pakai jilbab emang sudah lama, pertama waktu habis ngelayat om yang meninggal itu. Kok rasanya ngerasa aneh aja gitu, kenapa sih pake jilbab ko di momen tertentu aja? Pas lagi sedih karena ada yang meninggal, pas ziarah, pas lagi sholat dan berdo'a, atau pas lebaran. Itu juga kadang-kadang. Muehehe Ya, padahal we all know kalau menutup rambut bagi perempuan dewasa yang udah akhil baliq di hadapan yang bukan mahramnya itu hukumnya: WAJIB! Jadi? apa karena kita ngerasa Tuhan cuma ada waktu-waktu tertentu aja, jadi kita ga perlu nutup aurat terus? Salah besar kan. Kita kan sama-sama tau kalau Allah SWT ada dimana-mana? Nahhh, pikiran semacam ini lah yang bikin hati semakin mantap untuk menggunakan jilbab atau hijab. Zaman sekarang juga perempuan berhijab sudah bisa diterima dengan baik ko, so kenapa engga? Kalo engga sekarang ya kapan lagi? Hehe Next, cerita masalah workshop SSD ya? Wahhh bingung deh harus cerita dari mana. Workshop 2013 kemaren itu adalah kali pertama bisa ikutan nginep-nginep di hutan selama 3 hari 2 malam full! Perasaannya? Wuihhhh extremely excitedly happy dong! Akhirnya ngerasain juga tidur dan bangun pagi bener-bener di "alam". Rasanya? Subhanallah. Berasa kecil deh jadi manusia di bumi ini. Tsahh! hihihi Bagian yang paling ngangenin waktu workshop SSD 2013 di mandiangin itu, waktu jurit malam lagi nunggu peserta di pos. Tiduran pake matras, selimutan pake sarung bali, pake anti nyamuk, ditemani minyak angin, menghadap ke langit yang subhanallah bintang-bintangnya banyaaaakkkkkk banget. Aahh, nyeritain ini jadi kangen lagi hiks Pokoknya perasaan paling damai lah setelah beberapa tahun terakhir ini. Tapi ya selain itu, ada juga sih kejadian yang cukup. Ehm. Memalukan. Sedikit. Sumpah cuma sedikit. Apaan? Iyak. Ceritanya kan waktu itu mau ngevaluasi peserta nih, nah musibah ini terjadi karena mungkin semangat yang berlebihan dan efek kurang tidur. Jadi pas lagi ngevaluasi peserta, dari yg awalnya berdiri, terus niat nakutin peserta yg lagi telungkup dengan cara jongkok tiba-tiba sambil teriak gitu. Eh nasib, nasib. Yang kaget bukan cuma pesertanya, tapi kita juga kaget pak. Soalnya ternyata karena saking semangatnya celana (terakhir) batik kita robek. Robek bukan sembarang robek. Robeknya mulai (maaf) selangkangan sebelah kiri sampe bagian lutut. Luar biasa kan? Ekspresi? Kaget, langsung berdiri dan memastikan kalau peserta tadi masih telungkup dan tidak mendengar kegaduhan apa yang sudah terjadi. Yakin dia ga denger? I hope so. *sigh. Itu tuh, saat senior berlagak pengen sangar, eh malah gagal -_- Selanjutnya cerita tentang perkuliahan semester 5 dan dosennya yg penuh ujian yak. Ya, kayanya bener makin tua kita jadi mahasiswa makin besar tantangannya. Dulu jaman-jaman semester awal kuliah, yang mata kuliahnya masih bahasa indonesia, pendidikan agama islam, pengantar sosiologi dan pengantar-pengantar lainnya, diri ini malah bete. Ngerasa udh mahasiswa dan ga level lagi belajar pelajaran anak SMA kaya begitu, pengennya belajar mata kuliah yang lebih 'komunikasi' dan menantang. Eh, pas udah full satu semester belajar mata kuliah yang model begitu akhirnya ya malah berdo'a pengen mata kuliah kaya semester 1 aja sampe lulus (bukan pengen nge recost ya maksudnya). You know lah, human always have a reason to sigh-ing about anything. Tapi ya sumpah, semester 5 ini semacam awal dari masa-masa akhir kuliah yang susah. Lebih banyak praktek dibandingkan teori. Lebih menyenangkan? Huk! Siapa bilang? Kalian harus menjalani sendiri biar merasaa. Saat belajar teori pasti rasanya bosan setengah mampus, pengennya langsung praktek aja. "Pak, sambil di praktekan aja, biar gampang ngertinya,". No no. Ga segampang itu yes. Saat dikelas fotografi misalnya, kita belajar tentang tehnik fotografi siluet. Settingan ISO-nya, f-nya, shutter speednya, dan lain-lainnya sudah dicatat dengan rapi. Ceritanya optimis nih, sekali setting, jepret, langsung jadi foto siluet bagus bak karya fotografer profesional. Kenyatannya : enggak kaya gitu. Kita harus bisa cari timing yg pas buat bikin foto siluet. Bukan cuma penentuan tempat dan waktu supaya siluetnya terbentuk, tapi juga sisi estetisnya bagaimana, ada nilai apa di dalamnya? Hayo, dikira gampang supaya ada nilai didalam foto yang intinya moto item-item begitu? Halnya menjadi lebih sulit saat memasuki mata kuliah lain, yaitu bikin video. Pas dipraktekin sama dosen pengajar buat ngedit video seems easy to do. Cuman di drag, arrange, cut, delete, fade in fade out sound, render, jadi deh! Kenyataannya?lagi-lagi jauh dari yang dikasih liat dosen. Pengalaman pertama saya bikin video semacam jadi kenangan pahit. Bikin video tanpa skenario yang jelas, dan ngeditnya by feeling aja biar bagus diliatnya. Ngerjain semalaman penuh, nggak tidur sampe jam 5 pagi karena esok deadline. Ternyata pas udah dikampus, dosennya ga dateng dan kuliah dipindah ke lain hari. Pas akhirnya udah dikasih liat ke dosen pun, jangan harap langsung dapat komentar baik seperti misalnya "ide ceritanya bagus,". Tapi lebih siapkan diri pada komentar tehnis, seperti misal contoh nyatanya "Ko banyak video orangnya sih? Yg bikinan kamu sendiri mana? Saya ga ngajarin kamu buat nge-cut video-video orang terus digabung jd satu, saya ngajarin kamu shoot sendiri terus diedit. Dan itu, kenapa videonya biru begitu jadinya?,". Saat komentar seperti itu yg keluar, pengen rasanya ngejawab "Pak, perbandingan jumlah video shootingan sendiri lebih banyak keleus dibandingkan video orang. Dan kenapa itu biru? Tau deh, kena gangguan fungsi hati kali pak,". Kenyataannya?"Iya pak, maaf. Saya salah, namanya juga masih belajar pak,". Dua contoh tersebut diatas cukup jadi cobaan yg sangat berat. Apalagi setelah melalui perjuangan panjang nilai yang didapat maksimal cuma B(fyi, di jurusan kita semester 1-4 itu common gradenya minimal B+. Jarang banget ada huruf B. Selama kuliah rajin, tugas ngerjain, dan ikut ujian, hampir ga mungkin dapat nilai C apalagi sampai ga lulus). Belom lagi cobaan dari teman sekelas yang kadang ambisi buat dapat-nilai-bagus-sendirian-di-kelas nya menutupi hati nurani dan logika dia. Saya udh pernah ngerasain ada ujian dan ga dikasih tau. Udah minta kasihani sama dosennya, dosennya bilang "tenang aja, nilai kamu masih bagus ko," dan berharap nilai bagus itu adalah 80, yang ternyata cuma 70 alias pas-pasan bisa lulus -_- Ah begitu lah perjuangan jadi sarjana. Jurusan-jurusan lain mungkin merasakan hal sulit yang sama dengan masalah mereka masing-masing. Segini dulu lah ya buat malam ini. Semoga besok-besok dapat inspirasi lagi buat nulis-nulis disini. C ya' dearest reader! ❤